Jumat, 16 Mei 2014

Analisa LK Q1/2014 BBRI

BBRI saya ngga punya sahamnya, karena saya hanya beli saham syariah. Tapi karena saya juga mengelola dana pensiun orang tua saya, saya masukkan saham BBRI ini ke dalam portofolio saham orang tua saya. 

BBRI saya suka, karena kinerjanya naik terus. Ada yang bilang, BBRI ini saham bank paling profitable sedunia, karena ROE-nya terbesar di dunia.. :)

Bahkan saya pernah baca juga di mana, waktu krisis 1998 pun, BBRI masih mencetak laba juga, tidak merugi. Tapi saya belum bisa cek langsung ke LK-nya, karena LK thn 1998 sudah ngga ada di website BEI.. :)


LK Q1/2014 BBRI (juta Rp)

Untuk bank, saya ngga banyak analisa. Cuma liat beberapa data aja.

1. Ekuitas = 79.092.137 ;   growth = minus 0,3%

2. Jumlah saham = 24.669.162.000 lembar saham

3. Book Value = Rp 79.092.137.000.000 : 24.669.162.000 = Rp 3206,114

4. Aset = 615.718.605

5. Laba operasional = 6.805.982 ;    growth = 16,17%

6. laba periode berjalan = 5.937.711 ;    growth = 16,73%

7. EPS = Rp 240,57 ;   growth = 16,71%

8. ROE = 30,03%

9. @ 10750, PER = 11,17x
                 PBV = 3,35x
                 Yield = 8,96%

10. harga wajar = Rp 13.758 ---> MOS = 21,86%


Secara TA, BBRI sekarang sangat bullish. Di chart weekly, MA 5 > MA 20 > MA 60 > MA 100 > MA 200. MACD Weekly juga sudah jauh di atas 0. 

Untuk investor yang maunya beli di harga diskon, memang sepertinya beli BBRI sekarang ini sdh ngga menarik.

 MA 100 weekly ada di 7934, sudah cukup jauh dari harga sekarang, alias potensi dia turun dulu, juga semakin besar.

Kalo pakai cara sederhana, kita hitung saja :

* potensi naik ke harga wajar (13758) = 21,86%

* resiko turun ke MA 100 weeky (7934) = 26,19%

Resiko turun lebih besar daripada potensi naik.. :)


Disclaimer ya.. :)

Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang juga tanggung sendiri.. :)


Regards,
V3


Oya, untuk tambahan, untuk chart weekly saham yang sangat bulllish (MA 5 > MA 20 > MA 60 > MA 100 > MA 200), untuk melakukan pembelian bisa dipertimbangkan apabila saham menyentuh MA 20 atau MA 60 (daily atau weekly). Kalau saya, untuk saham yang saya sudah punya banyak, biasanya saya hanya mau nambah beli di MA 100 weekly atau di bawahnya. 

Tapi kalau saham ini baru punya sedikit, atau memang saya tertarik sekali dengan sahamnya, biasanya saya suka nungguin di MA 20 atau 60 daily/weekly, tergantung situasi aja... :)  

Kalo untuk posisi awal, belum punya sama sekali, bisa aja langsung beli saat itu juga, biar ngga penasaran, tapi dengan porsi kecil... :) 
begitu turun lagi, nambah beli lagi. 
kalo dia malah naik, ya nambah lg juga.. :)))
yang jelas, pd saat beli, harus yakin bahwa we buy good stock at reasonable price, jadi kalo dibawa turun pun, kita ngga panik. Paling ya tutup laptop aja dulu... :)))))


Untuk hitungan detil metode valuasinya, bisa lihat di sini : 
http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2014/05/analisa-lk-q12014-adro.html



Analisa LK Q1/2014 PTBA

Dari hasil Q1/2014, ada 2 saham coal yang masuk ke keranjang portofolio saya, PTBA dan ADRO. Saya suka PTBA krn cadangan batubaranya yang terbesar, katanya bisa untuk 100thn ke depan.. :) Kalo ADRO saya beli krn saya suka growthnya dan harganya juga masih murah, menurut saya..

LK Q1/2014 PTBA (juta Rp)

1. Current ratio = aset lancar : liabilitas jangka pendek = 2,09x

2. DER = total liabilitas : total ekuitas = 0,71x

3. jumlah ekuitas = 7.104.398 ;    growth = minus 1%

4. jumlah saham = 2.340.131.850 lembar

5. Book Value = Rp 7.104.398.000.000 : 2.340.131.850 = Rp 3035,896

6. jumlah aset = 12.150.595

7. Penjualan = 3.093.648 ;   growth = 11,39%

8. Laba usaha = 666.994;    growth = 13,12%

9. Laba periode berjalan = 541.694 ;    growth = 8,85%

10. EPS = Rp 247 ;   growth = 14,88%

11. ROE = 30,5%

12. Arus kas operasi < laba periode berjalan

13. Kas = 3.573.019

14. @ 10800, PER = 10,93x
                   PBV = 3,56x
                   Yield = ROE : PBV = 8,57%

15. harga wajar = Rp 14180 ---> MOS = 23,8%


Dari chart, PTBA sekarang masih berada di bawah MA 100 Weekly, dan MACD Weekly juga masih di bawah 0. Menurut pengalaman saya, biasanya kalo saham ada growth, harga di bawah MA 100 weekly dan MACD weekly masih di bawah 0, saham ini masih murah.. :) 

Yield-nya juga masih di atas BI rate dan MOS pun masih 23%. Jadi saya masih optimis, upside untuk PTBA ini masih lumayan, walaupun mungkin belum akan bisa balik ke all time high-nya karena labanya juga belum cetak all time high.. :)

Disclaimer ya.. :)

Rugi tanggung sendiri, ngga punya barang juga tanggung sendiri.. :)


Regards,
V3



Untuk hitungan detil metode valuasinya, bisa dilihat di sini :
http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2014/05/analisa-lk-q12014-adro.html

Rabu, 14 Mei 2014

Analisa LK Q1/2014 PWON

PWON saya ngga punya sahamnya. Tapi saya suka dengan saham ini jg krn kinerjanya dari 2010 terus naik hingga sekarang. Pendapatan berulang (recurring income) PWON juga cukup tinggi, skitar 50%. Menurut saya, PWON ini termasuk perusahaan sehat, tapi sayang land bank-nya ngga besar.. 

LK Q1/2014 PWON (ribu Rp)

1. Current ratio = 1,37x

2. jumlah ekuitas = 4.506.782.883 ; growth = 9,85%

3. jumlah saham = 48.159.602.400 lembar saham

4. jumlah aset = 9.632.869.535

5. DER = 1,13x

6. Book Value = Rp 4.506.782.883.000 : 48.159.602.400 = Rp 93,58

7. Pendapatan = 825.055.873 ; growth = 14,72%

8. Laba bersih periode berjalan = 404.274.001 ; growth = 28,94%

9. EPS = Rp 7,35 ; growth = 18,16%

10. ROE = 35,88%

11. Arus kas operasi < laba bersih periode berjalan

12. Kas = 2.188.428.407

13. @ 395, PER = 13,44x
                PBV = 4,22x
                Yield = 8,5%

14. Harga wajar = Rp 440 ---> MOS = 10,22%


Secara TA, PWON di chart weekly, sudah sangat bullish. MA 5 > MA 20 > MA 60 > MA 100 > MA 200. MACD weekly jg sdh di atas 0. Buat investor yang suka harga diskon, beli di harga sekarang sebenarnya sdh ngga menarik lagi... :)

Disclaimer ya.. :)


Rgds,
V3



Untuk hitungan detil metode valuasinya, bisa dilihat di sini : 
http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2014/05/analisa-lk-q12014-adro.html


Analisa LK Q1/2014 LPKR

Untuk saham properti, saya hanya punya 2, LPKR dan BSDE. Tapi saya hanya akan tulis LPKR saja di sini, krn ada growth yang cukup tinggi di pendapatan dan labanya..

LK Q1/2014 LPKR 

1. Current ratio = aset lancar : liabilitas jangka pendek = 4,55x

2. jumlah ekuitas = 15.115.972.321 ; growth = 6,61%

3. jumlah saham = 23.077.689.619 lembar

4. jumlah aset = 31.615.302.376.569

5. DER = 1,09x

6. Book Value = jumlah ekuitas : jumlah saham = Rp 654,97

7. Pendapatan = 2.011.471.549.220 ; growth = 36,2%

8. Laba usaha = 552.502.181.909 ; growth = 39,13%

9. Laba periode berjalan = 463.407.574.760 ; growth = 33%

10. EPS = Rp 14,89 ; growth = 34,75%

11. ROE = 12,26%

12. Arus kas operasi = negatif

13. Kas = 1.944.543.715.855

14. @ 1130, PER = 18,97x
                  PBV = 1,73x
                  Yield = 7,09%

15. Harga wajar = Rp 727 ---> MOS = minus 35,67%

LPKR bila dilihat secara yield dan MOS, sepertinya memang ngga menarik. Tapi saya suka dengan saham properti ini karena dia leader di property, dan pendapatan berulangnya jg cukup banyak (skitar 50% dari pendapatannya). 

Secara TA, LPKR sekarang berada di atas MA 100 Weekly, dan MACD Weekly sdh > 0 (bullish). Dengan LK Q1 yang growth-nya cukup baik, saya optimis sih saham ini bisa kembali ke atas all time high-nya (1850), sehingga potensi upside untuk LPKR dlm setahun ini skitar 63% (dari 1130 ke 1850). 

DISCLAIMER ya.. :) Bukan ajakan untuk membeli. 
Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang jg tanggung sendiri.. :)

Rgds,
V3


Untuk hitungan tentang cara valuasinya, bisa dilihat di sini : 
http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2014/05/analisa-lk-q12014-adro.html


Selasa, 13 Mei 2014

Analisa LK Q1/2014 ASII

LK Q1/2014 ASII (milyar Rp) :

1. Current ratio = aset lancar : liabilitas jangka pendek = 1,25x

2. aset = 222.387

3. ekuitas = 113.101;  growth = 6,51%

4. jumlah saham = 40.483.553.140

5. Book Value (BV) = Rp 113.101.000.000.000 : 40.483.553.140 = Rp 2793,752

6. DER = 0,97x

7. Sales = 49.281 ; growth = 6,73%

8. Laba periode berjalan = 5.710 ; growth = 15,45%

9. EPS = Rp 117; growth = 10,38%

10. ROE = (4 x 5710) : 113.101 = 20,19%

11. Arus kas operasi < laba periode berjalan

12. Kas = 18.369

13. @ 7425, PER = 15,87x
                 PBV = 2,66x
                 Yield = ROE : PBV = 7,59%

14. Harga wajar = Rp 6149 --->  MOS = Minus 20,75%


MACD Weekly ASII sdh di atas 0 (bullish). MA 100 Weekly ada di skitar 7107. Dengan MOS yang minus 20% dan Yield yang ngga begitu jauh di atas BI rate, sepertinya kalo untuk beli ASII di harga 7425 memang kurang menarik. Tapi di chart weekly, ASII sepertinya ada support lumayan kuat di 7350. Jadi silakan ditimbang sendiri, apakah di 7350, ASII sdh cukup menarik/belum untuk dibeli... :)

Oya, menurut saya, beli ASII mulai menarik krn ada emiten CPO (AALI) dan alat berat (UNTR) di dalamnya, yang sepertinya sdh mulai pulih kinerjanya..

Semuanya DISCLAIMER :) 


Rugi tanggung sendiri, ngga punya barang jg tanggung sendiri. Your money, your responsibility.. :)


Rgds,
V3

Untuk hitungan cara valuasinya, bisa dilihat di sini : 
http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2014/05/analisa-lk-q12014-adro.html


Analisa LK Q1/2014 INDF

INDF ini sdh bbrp periode, masuk radar watchlist  saya, tapi ternyata baru menarik minat saya untuk beli ketika Q1/2014-nya keluar. Selama bbrp triwulan ini, kinerja INDF selalu turun karena terseret SIMP dan LSIP yang kinerjanya jg turun terus. Tapi di Q1/2014, INDF terlihat mulai ada perbaikan..

Q1/2014 INDF (juta Rp)

1. Current Ratio = aset lancar : liabilitas jangka pendek = 1,62x

2. ekuitas = 39.246.192 ; growth = 2,28%

3. DER = 1,07x

4. aset = 81.356.290

5. jumlah saham = 8.780.426.500 lembar saham

6. Book Value (BV) = ekuitas : jumlah saham 
                            = 39.246.192.000.000 : 8.780.426.500
                            = Rp 4469,74

7. Sales = 16.365.578 ; growth = 26,93%

8. Laba usaha = 1.961.734 ; growth = 46,57%

9. EPS = Rp 156 ; growth = 90,24%

10. ROE = (4 x laba berjalan) : ekuitas = 17,84%

11. arus kas operasi > laba periode berjalan

12. kas = 14.418.537

13. @ 7050, PER = 11,3x
                  PBV = 1,58x
                  Yield = 11,29%

14. Harga wajar = Rp 8026 ---> MOS = 12,16%


Secara TA, MACD weekly INDF ada di atas 0 (bullish) dan sudah Dead Cross, dan berada di sekitar MA 60 weekly. MA 100 weekly ada di skitar 6520.

Saya tertarik dengan INDF, karena ada emiten CPO di sini (LSIP dan SIMP) dan juga ICBP. Dan menurut saya, beli INDF di harga sekarang lebih bernilai karena yield-nya lebih besar daripada beli LSIP, SIMP atau ICBP. Disclaimer.. :)

Rugi tanggung sendiri, ngga punya barang tanggung sendiri.. :)

Gudlak.. :)

Rgds,
V3


Untuk hitungan cara valuasinya, bisa dilihat di sini :
http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2014/05/analisa-lk-q12014-adro.html


Analisa LK Q1/2014 ADRO

Bismillah, kangen juga ya, untuk nulis, stelah sekian lama vakum.. :)

Mulai hari ini, saya mau coba utk nulis analisa lagi di blog ini.. Tapi saya mohon maaf ya, untuk setiap komentar yang mungkin ngga sempat dibalas, atau untuk setiap email yang mungkin jg ngga bisa dibalas.. 

Dulu saya putuskan untuk berhenti nulis d sini, krn saya bs dpt kiriman email ratusan tiap minggu. Dan akhirnya waktu saya banyak habis utk balesin email2 aja (itu pun masih suka ngga tenang, apalagi kalo ada email yang nanya lagi - nanya lagi krn mungkin saya ngga bs menjawab pertanyaannya dgn memuaskan.. :))) 

Sekarang saya coba analisa lagi, dengan analisa yang saya usahakan lbh simpel drpd sebelumnya. Mudah2an bermanfaat. Tapi saya ngga tanggung jawab ya, kalo analisa saya nanti bikin rugi yang baca.. Pokoknya, your money your responsibility. Rugi tanggung sendiri, ngga punya barang jg tanggung sendiri, ya.. :))

Ini analisa pertama yang saya tulis, Q1/2014 ADRO (LK dalam ribu USD) :

1. Current Ratio = aset lancar : liabilitas jangka pendek = 2,05x

2. DER = [ (jumlah liabilitas dan ekuitas) - jumlah ekuitas ] : jumlah ekuitas = 1,07x

3. jumlah ekuitas = 3.327.292 ,  growth = 4,14%

4. jumlah aset = 6.894.791

5. Jumlah saham = 31.985.962.000 lembar saham

6. Book Value (BV) = jumlah ekuitas : jumlah lembar saham
 = 3.327.292.000 : 31.985.962.000 = $ 0,1040235 
    asumsi 1 $ = Rp 11.000, maka BV = $ 0,01040235 x Rp 11.000 = Rp 1144,26

7. Sales = 844.699 ,  growth = 14,06%

8. Laba usaha = 241.515,  growth = 143,64%

9. Laba periode berjalan = 131.318, growth = 344,47%

10. EPS = $ 0,00373, growth = 344%. 
      EPS = $ 0,00373 x Rp 11.000 = Rp 41,03

11. ROE = ( laba periode berjalan x 4 ) : ekuitas = (131.318 x4 ) : 3.327.292 = 15,79%

12. arus kas operasi < laba berjalan

13. kas = 828.185

14. @ 1230, PER = 1230 : (4 x 41,03) = 7,49x.
                 PBV = 1230 : 1144,26 = 1,07x
                 Yield = ROE : PBV = 15,79% : 1,07 = 14,76%

Ttg Yield, sekarang saya lbh suka menggunakan metode ini utk buy/hold/sell. Karena yield ini akan terus membesar nilainya selama kita hold saham bagus yang terus tumbuh. Selain itu, yield ini nilainya absolut, beda dengan harga wajar saham, yang bisa beda-beda menurut analis. 
Yield di atas BI rate, kalo untuk saham berfundamental bagus, menurut saya, itu sdh baik. Lebih besar lebih bagus :)

Bila menggunakan metode valuasi yang ada d blog ini, maka harga wajar ADRO adalah 2071 --> MOS = 40,61%

Kalo liat TA, MACD Weekly ADRO sdh di atas 0, alias sdh bullish. Biasanya saya lbh suka beli saham kalo MACD Weekly msh di bawah 0 dan baru saja Golden CRoss, atau msh di bawah MA 100 Weekly, karena biasanya masih dpt harga murah. Sekarang, ADRO sdh sedikit di atas MA 100 Weekly. Tapi kalo liat yield-nya, spertinya masuk di harga sekarang jg belum telat-telat amat, bila horison investasinya jg agak panjang (minimal 3 bulan). Disclaimer ya.. :) 

Buat saya, ADRO menarik untuk dibeli buat invest. Apalagi saham coal selama ini turun terus labanya, dan baru di Q1/2014 ini laba ADRO tumbuh lagi. Sepertinya ini waktunya untuk mulai beli saham coal lagi.. Disclaimer.. :)

Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang tanggung sendiri, ya :)

Rgds,
V3


Saya tambahkan sedikit dengan cara valuasi yang saya pakai, ya.. 

Saya pakai metode valuasi yang saya dapat dari milis Obrolan Bandar (OB) di tahun 2009-2010, yang dikirim oleh Pak TOM DS. Tapi metode ini hanya saya tulis versi simpelnya aja, biar langsung bisa diaplikasikan ngga ribet-ribet.

1. BI rate sekarang = 7,5%. 
    Tentukan yield SUN = 1% + BI rate = 1% + 7,5% = 8,5%
    Tentukan PER SUN = 1 : yield SUN = 1: 8,5% = 11,7647

2. Cari PER wajar saham, caranya :
    a. ROE - Yield SUN = 15,79%  - 8,5% = 7,29%
    b. PER wajar saham  = (7,29% x 11,7647) + 11,7647 = 12,6223

3. Cari harga wajar saham = EPS annualized x PER wajar saham  
                                       = 4 x Rp 41,03 x 12,6223 = Rp 2071

4. Cari MOS = 1 - (harga sekarang : harga wajar) = 1 - (1230 : 2071) = 40,6%

Yang perlu diperhatikan, metode ini tidak menjamin selalu benar, karena memang tidak ada metode yang selalu benar di bursa saham. Tapi saya suka dengan metode ini karena cukup simpel, dan memasukkan faktor ROE juga BI rate di dalamnya.

Biasanya untuk saham-saham consumer, farmasi, ritel, hasil valuasi yang didapat suka terlalu kecil (alias saham dijual di market dengan harga yang sangat overvalued). Dan untuk mengatasinya, saya punya prinsip sendiri dalam membeli saham-saham tersebut di atas. 

Caranya : selama PER tidak di atas 20x, dan PER masih lebih kecil daripada ROE dan growth, berarti sahamnya masih murah. That's it :)

Ok, mdh-mudahan bermanfaat, ya.. :)